Thursday, 19 August 2010

Awas, Santan Tingkatkan Kolesterol

Hidangan selama bulan puasa memang terkesan lebih istimewa dibanding hari-hari biasa. Bagi kebanyakan orang, kurang afdol jika berbuka puasa tanpa ditemani kolak dan makanan bersantan lainnya. Namun berhati-hatilah, mengkonsumsi terlalu sering makanan bersantan dapat menyebabkan kolesterol jahat (LDL) meningkat.

"Santan itu berbahaya untuk koresterol karena mengandung saturated fatty acid atau lemak tak jenuh. Berbeda dengan lemak tak jenuh yang berada di alpukat, yaitu unsaturated fatty acid yang tidak berbahaya, " kata dr.Arieska Ann Soenarta , Sp.JP,konsultan kardiologis di sela acara Kontrol Hidup Kontrol Kolesterol, yang diadakan oleh Pfizer di Jakarta, Kamis (19/08/10)

Menurut dokter Ann, sangat penting menjaga pola makan saat buka puasa. "80% asupan makanan yang masuk sangat menentukan kadar kolesterol. Jadi apa yang kamu makan bisa meningkatkan resiko meningkatnya kolesterol," kata dokter yang sehari-hari berpraktik di RS.Jantung Harapan Kita Jakarta ini.

Makanan bersantan saat berbuka boleh saja, namun jumlahnya dibatasi. "Kalau buka puasa boleh makan makanan bersantan, tetapi batasi jangan over walaupun santan itu gurih dan dapat meningkatkan nafsu makan," katanya.

Ditambahkan olehnya, kolesterol merupakan penyakit yang bisa hadir karena proses yang panjang. "Kalau makan(makanan bersantan) sekali- sekali itu tidak masalah, tidak langsung meningkatkan kolesterol. Kolesterol itu penyakit yang bertahap. Tapi kalau selama 10 hari makanannya bersantan terus ya otomatis kolesterol meningkat," paparnya.

Untuk menjaga kesehatan selama bulan Ramadhan, dokter Ann menyarankan agar kita mengonsumsi variasi makanan. "Seimbangkan dengan makan buah dan sayur," katanya. Selain santan, yang juga perlu dibatasi adalah asupan makananan yang mengandung gula tinggi serta lemak tak jenuh, seperti gorengan atau lemak daging.

Tahun 2006 Asosiasi Jantung di Amerika merekomendasikan mengurangi asupan lemak jenuh menjadi kurang dari 7% dari total kalori. Hal itu dikarenakan jumlah asupan lemak jenuh dapat meningkatkan kolesterol dalam darah.

Kolesterol LDL yang berlebihan dapat mengendap pada dinding pembuluh darah yang akan mengakibatkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah atau disebut dengan aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah).

Bila penyempitan dan pengerasan ini cukup berat, maka suplai darah ke otot jantung tidak cukup jumlahnya sehingga dapat menimbulkan rasa sakit atau nyeri dada (angina), yang bila berlanjut akan menyebabkan kematian jaringan otot jantung(Infark miokard). Jika gejala tersebut menyebar luas, maka akan menyebabkan kondisi yang disebut gagal jantung (heart failure) dan stroke bila sumbatan ini menyerang pembuluh darah otak.

0 comments:

Post a Comment