Normalnya seorang laki-laki memiliki satu buah penis. Tapi ada kelainan yang bisa membuat seorang laki-laki memiliki dua buah penis atau yang biasa disebut diphallia atau penile duplication. Kenapa bisa seperti itu?
Kasus diphallia pertama kalinya dilaporkan oleh Johannes Jacob Wecker, seorang dokter di Swiss pada tahun 1609. Kasus ini terbilang jarang namun begitu masih ada orang yang dilahirkan dengan memiliki dua penis.
Pada 12 Desember 2008 seorang bocah laki-laki di India dilahirkan dengan memiliki dua penis, selain itu ia juga memiliki tiga buah zakar tapi tidak memiliki anus.
Kasus diphallia lainnya dilaporkan oleh peneliti dari Istanbul, Turki yang terjadi pada anak laki-laki berusia 14 tahun. Awalnya bocah ini tidak menyadari kelainan pada alat kelaminnya tersebut. Kondisi ini baru diketahui saat ia diperiksa oleh ahli bedah sebelum disunat.
Ada juga kasus diphallia yang dialami seorang pengusaha muda India berusia 24 tahun. Ia menginginkan satu penisnya diangkat melalui pembedahan karena ingin menikah dan menjalani kehidupan seksual yang normal. Laki-laki yang berasal dari negara bagian Uttar Pradesh ini memiliki dua penis yang berfungsi dengan baik.
Mengapa bisa ada dua penis dalam seorang tubuh pria?
Dikutip dari Emedicine.medscape, Selasa (10/8/2010) memiliki dua penis atau diphallia kemungkinan diakibatkan karena tidak lengkapnya penggabungan dari tuberkulum kelamin (genital tubercle).
Ketika seorang bayi laki-laki diketahui memiliki dua penis, biasanya disertai dengan kelainan kongenital lainnya seperti ginjal, tulang belakang, isi perut bagian belakang atau duplikasi anorektal.
Risiko yang lebih tinggi dari kondisi ini adalah spina bifida (sumbing tulang belakang), yaitu adanya celah pada tulang belakang yang diakibatkan satu atau beberapa tulang belakang gagal menutup (tidak utuh).
Pada umumnya bayi yang lahir dengan dua penis ini memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi akibat berbagai infeksi yang terkait dengan gangguan sistem kompleks dari ginjal atau kolorektalnya.
Diperkirakan diphallia ini terjadi pada janin berusia 23-25 hari akibat cedera, stres oleh bahan kimia atau akibat adanya kerusakan gen yang berfungsi memisahkan sinus urogenital dari tuberkulum genital dan rektum untuk membentuk penis.
Gejala yang timbul biasanya ditandai dengan adanya dua atau lebih penis, keduanya terletak berdampingan dan memiliki ukuran yang sama dan urin melewati kedua penis.
Beberapa pasien dari diphalia ini biasanya steril (mandul) atau tidak mampu memproduksi air mani, tapi penis akan tetap tegang jika dirangsang.
Kondisi ini bisa diidentifikasi secara fisik setelah bayi lahir, tapi beberapa pasien ada yang baru diketahui setelah beberapa bulan kehidupan.
Satu-satunya cara yang umum dilakukan untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan melakukan operasi pengangkatan penis cadangan. Namun jika terjadi kelainan pada organ lainnya, maka dilakukan operasi rekonstruksi.
Kalau tidak segera dilakukan operasi, kelainan ini bisa sangat menyulitkan bagi laki-laki tersebut ataupun orangtuanya. Karena ada kemungkinan bisa mempengaruhi struktur reproduksi dan juga menimbulkan kecacatan pada generasi mendatang.
Orang yang memiliki kelainan alat kelamin luar juga bisa memiliki masalah psikologis akibat stres atau depresi dengan kondisinya.
0 comments:
Post a Comment